Senin, 21 Januari 2013

KANTONG SEMAR TANAMAN KARNIVORA

Kantong Semar Tanaman Karnivora
Posted on 8 Oktober 2009 by alamendah

Kantong semar atau dalam bahasa latinnya Nepenthes sp (dalam bahasa Inggris disebut Tropical pitcher plant) adalah Genus tanaman yang termasuk dalam famili monotipik. Tanaman yang terdiri atas sedikitnya 103 spesies ini mempunyai keunikan karena hampir seluruhnya merupakan tanaman karnivora, pemakan daging. Selain karnivora juga memiliki keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Karenanya tidak sedikit orang yang memeliharanya. Namun keberadaan Kantong semar (Nepenthes) di habitat aslinya justru terancam kepunahan. Bahkan juni 2009 silam, LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka di Indonesia.

Kantung Semar tumbuh tersebar mulai dari Australian bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Selain itu Nepenthes sp juga terdapat di Madagaskar, Kaledonia Baru, India dan Sri Lanka. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki ragam spesies terbanyak. Sedikitnya terdapat 64 spesies Kantong semar di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 32 jenis terdapat di Borneo (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam), 29 spesies terdapat di Pulau Sumatera, 10 jenis di Pulau Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis di Maluku dan 2 jenis di Jawa.

Di Indonesia, sebutan Kantong semar berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Beberapa nama daerah untu Kantong semar antara lain (teman-teman dari daerah lain bisa menambahkan):

Periuk monyet (Riau)
Kantong beruk (Jambi)
Ketakung (Bangka)
Sorok Raja Mantri (Jawa Barat)
Ketupat Napu (Dayak Katingan)
Telep Ujung (Dayak Bakumpai)
Selo Bengongong (Dayak Tunjung)

Habitat dan Ciri Fisik Kantong Semar

Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung kapur hingga padang savana. Tumbuhan sebagian besar hidup secara empifit, yaitu menempel pada batang atau dahan pohon lain dengan panjang batang mencapai hingga 20 meter. Sementara Kantong semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup terestrial, tumbuh tegak dengan panjang batang kurang dari 2 meter.

Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini memiliki sulur pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk kantong yaitu alat perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya seperti serangga dan kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan terdiri atas lima bentuk, yaitu tempayan, oval, silinder, corong dang pinggang.

Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis flora berumah dua. Artinya, tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin bunga. Jadi untuk bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini musti melakukan perkawinan silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak terdapat species Nepenthes yang terlahir dari hasil persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak secara vegetatif dengan menggunakan tunas.
Kantong Semar yang Karnivora


kantong semarSewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.

Bibir lubang kantung dilengkapi dengan alat penipu. Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat dan membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat akan tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam (enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong Semar.

Tidak semua jenis Kantong Semar memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi Nepenthes mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap seperti N. albomarginata. Ada pula species katung semar yang “vegetarian” alias tak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan dari tumbuhan yang berada di atasnya (Nepenthes ampullaria). Bahkan ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes lowii).
Kantong Semar yang Semakin Langka

Kantong Semar termasuk tumbuhan yang langka dan beberapa jenis (non hibrida) mendekati kepunahan. Dari 386 jenis fauna Indonesia yang terdaftar dalam kategori “terancam punah” oleh IUCN, beberapa spesies Kantong semar berada di dalamnya. Bahkan LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka di Indonesia.

Karenanya tanaman ini dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. Juga peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Covention of International Trade in Endangered Species (CITES) mengategorikannya dalam Appendix-1 (2 spesies) dan Appendix-2.

Kelangkaan Kantong Semar (Nepenthes) antara lain disebabkan oleh pembukaan hutan, kebakaran hutan, dan eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat saya miris, konon, lantaran kekurangpahaman tidak sedikit masyarakat yang mengeksploitasi Kantong Semar untuk kepentingan bisnis dengan mengambilnya di alam bebas kemudian menjualnya dengan harga mulai dari 25 ribu rupiah. Sebuah harga yang sangat tidak sebanding dengan kelangkaan flora ini.
Jenis dan Gambar Kantong Semar.

RAFLESIA ARNOLDI, Bunga Bangkai Raksasa

rafflesiaarnoldii.jpg Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m.

Rafflesia arnoldii
Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan).
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai “tanaman” adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina.
Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Presentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Rafflesia arnoldii2
Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Bunga bangkai juga sering digunakan sebagai julukan bagi patma raksasa Rafflesia arnoldii. Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah. Bunga bangkai adalah bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.
Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya.
Rafflesia arnoldii3
Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003.
Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali.karena keunikan bunga ini, bunga ini sering diperjual belikan oleh manusia, itulah faktor utama bunga ini langka.

Berbau Busuk

Dengan tinggi hingga 3 meter dan memancarkan bau busuk yang menyengat, bunga bangkai cukup menarik perhatian makhluk lain tertutama serangga yang akan membantu penyerbukannya. Namun, apa yang membuat bunga tertinggi di dunia itu melakukan taktik tersebut menjadi rahasia alam yang mengesankan.”Kami penasaran mengapa sesekali bunga tersebut berbau busuk seperti keledai busuk dan di waktu lainnya lebih busuk,” ujar Wilhelm Barthlott dari Universitas Bonn, Jerman. Ia yakin ada ritme produksi bau busuk yang dilepas bunga bangkai.
bunga bangkai
Untuk membuktikan dugaan siklus bau tersebut, Barthlott dan timnya merekam masa pertumbuhan bunga tersebut menggunakan kamera inframerah. Dengan merekam perubahan suhunya dari waktu ke waktu, mereka terkejut karena bagian phallus atau batang yang tegak di tengah memancarkan panas yang sangat tinggi.
Dalam investigasi tersebut, mereka telah merekam tiga kali pertumbuhan bunga bangkai. Seluruhnya mempewrlihatkan aliran panas dari batang ke ujung paling atas hingga 36 derajat Celcius dan mengepulkan uap. “Kami melihat uap mengepul di sekitar kolom bunga di tengah. Kami pikir tumbuhan tersebut menyala,” ujar Barthlott. Radiasi panas yang dikeluarkannya naik turun seiring perubahan baunya. Aliran panas dimanfaatkan untuk memompa bau busuk ke udara.
Rafflesia arnoldii4
Panas dan bau busuk mungkin cara alami bunga bangkai meniru bangkai binatang untuk menarik perhatian kumbang dan lalat. Namun, siklus bau tentu memiliki fungsi alami yang lebih dari sekadar menarik perhatian.
Bunga bangkai yang biasa disebut titan arum atau dalam bahas ilmiah Amorpophallus titanum yang berarti ‘penis raksasa yang bentuknya tak karuan’ banyak tumbuh di ruang terbuka lantai hutan di Sumatera. Dengan habitat seperti itu, bunga bangkai kesulitan menyebarkan baunya terutama pada malam hari saat terbentuk lapisan udara dingin di dekat permukaan tanah.
Dengan tumbuh begitu tinggi dan memancarkan uap, bunga tersebut dapat mengatasi hambatan tersebut. Uap hangat akan naik ke atas dan dapat menyebar lebih luas dan lebih jauh. “Ini menjelaskan mengapa bunga tersebut sangat besar. Ibaratnya sebuah obor di hutan belantara yang memancarkan bau ke atas,” jelas Barthlott. Kebutuhan energi yang besar untuk tumbuh raksasa dan menghasilkan panas ini pula yang menjelaskan mengapa bunga bangkai hanya bertahan selama dua malam.
Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk “menikmati bau”nya.

FLORA INDONESIA UNTUK DUNIA



aglaonema
Duniaflora.com dikembangkan untuk memfasilitasi beragamnya dunia tanaman hias - flora di Indonesia. Serta semakin meningkatnya aktivitas seputar pengembangan dunia flora di tanah air. Baik yang bersifat hobi tanaman hias, buah, obat dan beraneka ragam jenis lainnya, sampai pada berkembangnya bisnis tanaman hias sebagai industri di tanah air. Kesemuanya itu baik yang bertujuan untuk mensupply kebutuhan di dalam negeri, ataupun eksport ke manca negara.

Kita akui dari sisi industri tanaman hias, negara kita masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga, baik dari segi pengelolaan industri tanaman hiasnya, pengembangan produk, kiat-kiat pemasaran dan penciptaan pasar, sampai lemahnya dukungan pemerintah terhadap perkembangan dunia flora di Indonesia. Padahal dewasa ini Dunia Flora berkontribusi besar didalam menggerakkan sektor real dan penciptaan lapangan pekerjaan yang padat karya. Disamping letak Indonesia di khatulistiwa, yang sangat memungkinkan untuk menjadi satu-satunya pemasok Industri Flora Dunia setiap waktu, tanpa mengenal keterbatasan musim.

Diharapkan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat kita terhadap tanaman hias, menggeliatnya bisnis industri tanaman hias dan pemanfaatan teknologi didalam pengembangan dunia flora kita, kedepan Indonesia dapat menjadi Negara Industri Flora Dunia, sesuai moto DUNIAFLORA.COM - "FLORA INDONESIA UNTUK DUNIA" dapat menjadi kenyataan.